Jumat, 17 Juli 2015

Kisah menegangkan pesawat pengebom TNI AU dikejar jet Inggris

Indonesia menjadi satu-satunya kekuatan di kawasan Asia yang memiliki pesawat pembom canggih. Sejak memiliki Tu-16, TNI AU mulai menebar ancaman ke negara-negara tetangga, termasuk Inggris yang saat itu menjaga Malaysia.

Saat berlangsungnya Operasi Dwikora, ketangguhan Tu-16 benar-benar diuji. Pesawat ini kerap kali berhadapan dengan pesawat tempur Inggris di udara.

Ceritanya bermula saat TNI AU memerintahkan Marsekal Muda (Pur) Syah Alam Damanik diperintahkan untuk terbang menuju Kuala Lumpur. Damanik terbang dengan ko-pilot Sartomo, navigator Gani dan Ketut dalam misi kampanye Dwikora.

Rupanya, rencana ini sudah bocor ke tangan Inggris, mereka berhasil menyadap percakapan yang berlangsung di Lanud Polonia, Medan dari Butterworth, Penang.

"Jadi mereka tahu kalau kita akan meluncur," kenang Damanik, demikian dikutip dari website resmi TNI AU mengutip Majalah Angkasa.

Sesuai perintah yang diberikan, pesawat terbang menuju Kuala Lumpur. Tidak lama, awak pesawat sudah melihat Penang dari jarak dua mil. Belum sempat bernapas lega, salah satu awak melapor dua pesawat Javelin Inggris sudah terbang landas, Damanik memilih menghindarinya dengan berbelok.

"Celaka, begitu belok, enggak tahunya mereka sudah di kanan-kiri sayap. Cepat sekali mereka sampai, pikir Damanik.

Tak hanya membuntuti, kedua Javelin itu juga berusaha menggiring sekaligus memaksa Tu-16 mendarat di Malaysia atau Singapura. Suasana di dalam pesawat begitu tegang, bahkan Anggota Wara (wanita AURI) yang ikut dalam misi, ketakutan. Wajah mereka pucat pasi.

"Saya perintahkan semua awak siaga. Pokoknya, begitu melihat ada semburan api dari sayap mereka (menembak-Red), kalian langsung balas," ungkap Damanik. Dengan perintah itu, Damanik berharap bisa menjatuhkan satu ada dua pesawaat tersebut.

Di tengah kondisi yang penuh ketegangan, Damanik terus berpikir cepat agar lepas dari jet Inggris. Dengan mendadak, Tu-16 dibuatnya menukik. "Tapi, Javelin-Javelin masih saja nempel. Bahkan sampai pesawat saya bergetar cukup keras, karena kecepatannya melebihi batas (di atas Mach 1)."

Dalam kondisi high speed itu, sekali lagi Damanik menunjukkan kehebatannya. Ketinggian pesawat ditambahnya secara mendadak. Pilot Javelin yang tidak menduga manuver itu, kebablasan. Sambil bersembunyi di balik awan yang menggumpal, Damanik membuat heading ke Medan.

Keberhasilan ini membuat seluruh awak berteriak girang, kecuali penembak di bagian ekor. Mereka berteriak karena terjadi tekanan G yang besar hingga mengakibatkan radar Tu-16 ngadat. Meski begitu, pesawat ini berhasil mendarat kembali di Polonia, Medan.

   merdeka  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...