Rabu, 24 April 2024

[RiP] Kronologi Tentara AS Hilang dan Tewas di Hutan Karawang

 Diduga kena serangan jantung. 
https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2023/12/Sanggabuana-2.jpegIlustrasi Hutan di Karawang (Istimewa)

S
eorang tentara Amerika Serikat (AS) Major William Walker dilaporkan hilang sebelum ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di Karawang, Jawa Barat, Selasa (23/4).

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Nugraha Gumilar menjelaskan tentara itu awalnya melakukan survei ke lokasi pendaratan terjun payung untuk latihan Super Garuda Shield (SGS) pada Senin (22/4).

"Survei dari pagi sampai sore, survei tentang tempat pendaratan pasukan penerjunan. Disebar di daerah penerjunan," kata Nugraha saat dihubungi, Selasa.

Ia mengatakan tentara itu lalu tidak kembali ke titik awal, sehingga dinyatakan hilang.

"Ditunggu kembali, enggak balik-balik. Enggak kembali ke titik awal. Itu kan emang jauh-jauh ya, itu luas tempat pendaratan. Meninjau gitu. Enggak kembali ke titik awal," katanya.

Belakangan, tentara itu ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Nugraha menduga penyebab kematian adalah karena serangan jantung.

"Sakit ya, sakit mendadak, ya mungkin serangan jantung. Dia kan lagi survei itu kan, ya kalau sakit mendadak kan pasti larinya ke jantung," katanya.

Satgas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Arif Budiman mengatakan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 14.00 WIB.

Dia mengatakan tentara dimaksud sempat mengirimkan lokasi terakhir. Jaraknya 1,5 jam dari lokasi posko utama menuju lokasi terakhir korban.

"Korban hilang dilaporkan membawa HP iPhone miliknya. Melalui GPS yang dikirim dari HP korban, diketahui lokasi terakhirnya berada di sebuah galian hutan, yang berjarak 1 jam 30 menit dari posko utama di Perumahan Karawang Baru," kata dia.

Tim lalu bergerak untuk mencari tentara AS tersebut. Pencarian dilakukan oleh Babinsa, Bhabinkamtibmas terdekat, serta pihak Kodim 0604 Karawang, dan Yonif 305 Karawang.

Setelah itu, tim menemukan Major William Walker telah meninggal dunia. TNI menyebut yang bersangkutan meninggal karena sakit mendadak. (yoa/bmw)

  ★ CNN  

KSAU Ungkap TNI AU Akan Dapat Tambahan Pesawat Nirawak

✈ UCAV CH4 & ANKA TNI AU akan menerima 6 UCAV ANKA dari Turki, dimana sebagian unitnya akan dirakit di PTDI. (TAI)

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohammad Tonny Harjono mengatakan pihaknya akan melakukan modernisasi pesawat terbang tanpa awak (PTTA) atau nirawak.

Tonny mengatakan, fokus pesawat terbang tanpa awak ialah melakukan pemantauan dari jarak jauh terutama daerah konflik. Tentunya dengan mengandalkan teknologi satelit dalam memandu pesawat nirawak tersebut.

"Berharap pesawat PTTA berkemampuan satelit di mana kita melaksanakan beyond visual range, bisa menambah range, sehingga bisa menerbangkan di luar area yang kita pantau seperti Papua, bisa terbangkan dari luar Papua," jelasnya saat ditemui di kompleks Akademi Angkatan Udara (AAU) Jogja, Senin (22/4/2024).

Menurut Tonny, peran pesawat nirawak atau PTTA sangat penting dan strategis. Berkaca dari konflik di lingkup global, setiap negara yang terlibat telah menggunakan PTTA sebagai pemantau dan juga serangan cepat.

Khusus untuk TNI Angkatan Udara, pihaknya telah menyiapkan sejumlah spesifikasi PTTA. Fokusnya adalah tipe medium altitude long endurance, dengan fungsi mampu memantau seluruh penjuru udara nusantara dalam waktu yang lama.

"Kita juga akan mendapatkan penambahan pesawat terbang tanpa awak atau PTTA, kita nanti akan mendapatkan CH4, Anka, termasuk MALE atau Medium Altitude Long Endurance," kata Tonny.

Modernisasi alutsista TNI Angkatan Udara, lanjutnya, telah dilakukan secara berjenjang. Diawali dengan rencana strategis (Renstra) medio 2019-2024. Menyusul kemudian Postur Pertahanan medio 2025-2044. Dalam Postur ini terbagi menjadi lima Renstra.

"Kebetulan tahun ini kita memasuki Renstra 2019-2024, nanti 2025 sampai dengan 2044 kita menyusun konsep Postur Angkatan Udara yang dibagi menjadi 5 Renstra. Di situlah Angkatan Udara yang kita inginkan di 2044, kita masih menyusun dan menjaring informasi untuk Angkatan Udara," ujarnya.

Beberapa Renstra yang telah dan akan berjalan di antaranya yaitu rencana kedatangan skuadron Pesawat Rafale. Lalu Pesawat Angkut C-130 Hercules, Helikopter H225M Caracal, pesawat terbang tanpa awak (PTTA) Anka.

Ada pula pengadaan Radar GM 403 hingga Rudal Nasaam. Selain itu juga peningkatan kemampuan alutsista yang telah dimiliki, di antaranya program upgrade Falcon Star e-MLU pesawat F-16 dan modernisasi pesawat C-130 H Hercules.

"Tahun 2026 kedatangan pesawat tempur Rafale, kemudian selanjutnya bertahap sampai dengan 42 pesawat. Kemudian ada juga modernisasi radar, kita akan mendapatkan dukungan radar, kemudian A400 dan pesawat angkut kemudian AWACS, dan kita juga berharap akan ada penambahan pesawat transpor dan tanker," katanya.

Tonny berharap pemegang kebijakan khususnya kebijakan anggaran melirik soal pertahanan udara.

"Memang kami menyadari bahwa kekuatan Angkatan Udara sangat dipengaruhi dari kebijakan negara dalam mendukung anggaran, tetapi kami Angkatan Udara akan melakukan yang terbaik dalam menjaga kedaulatan nasional, udara khususnya," pungkas Tonny. (dil/rih)/

  ✈
detik 

Selasa, 23 April 2024

[RiP] 2 Helikopter Angkatan Laut Malaysia Tabrakan di Udara

 10 Awak Tewas Dua helikopter Angkatan Laut Malaysia bertabrakan di udara saat latihan di Lumut, Selasa (23/4/2024). Seluruh awak, yakni 10 orang, tewas. (Foto/The Star)

Dua helikopter Angkatan Laut Malaysia bertabrakan di udara saat menjalani latihan di Lumut, Perak, Selasa (23/4/2024). Seluruh awak, yakni 10 orang, dinyatakan tewas.

Insiden ini terjadi selama pelatihan di Stadion TLDM di Lumut.

Menurut pernyataan dari Angkatan Laut, dewan investigasi akan dibentuk untuk menyelidiki insiden tersebut.

"Jasad-jasad telah dibawa ke Rumah Sakit Pangkalan Angkatan Laut di Lumut untuk tujuan identifikasi," bunyi pernyataan tersebut, seperti dikutip The Star.

Menurut Kementerian Pemerintah Lokal dan Perumahan, kedua helikopter itu menjalani latihan flypast untuk TLDM Fleet Open Day yang dijadwalkan di pangkalan pada bulan Mei.

Sebuah video dari insiden itu menunjukkan salah satu helikopter memotong rotor helikopter lainnya sebelum keduanya menghantam daratan.

Dua helikopter yang bertabrakan adalah Eurocopter AS555SN Fennec dan Agusta-Westland AW-139.

Helikopter Agusta menghantam tangga di Stadion TLDM sementara helikopter Fennec menghantam kolam renang di kompleks olahraga.

Kedua helikopter menjalani pelatihan untuk flypast perayaan Hari Angkatan Laut ke-90.

Menurut laporan media setempat, tiga kru sedang berada di dalam helikopter Fennec sementara ada tujuh kru di atas helikopter Agusta. (mas)

  ✪ sindonews  

TNI AL Persiapkan KRI R. E. Martadinata untuk RIMPAC 2024

⚓️ Di Hawaii KRI REM 331 ketika menguji rudal hanud Mica (TNI AL)

Komando Armada (Koarmada) II TNI Angkatan Laut (TNI AL) mempersiapkan KRI Raden Eddy Martadinata-331 untuk mengikuti latihan bersama Rimpac dengan Angkatan Laut Amerika Serikat (USINDOPACOM) di Hawaii, Amerika Serikat, pada Juni 2024.

Panglima Koarmada II Laksamana Muda Ariantyo Condrowibowo dalam rapat di Markas Komando Koarmada II, Ujung, Surabaya, Jawa Timur, Senin, mendengar rencana garis besar (RGB) latihan bersama Multirateral Rim Of The Pacific (Rimpac) Tahun Anggaran 2024 dari Komandan KRI R. E Martadinata yang juga bertugas sebagai Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Rimpac 2024 Kolonel Laut (P) Adam Tjahja Saputra.

Dalam paparannya kepada Pangkoarmada II, sebagaimana dikutip dari siaran resmi Dinas Penerangan Koarmada II TNI AL di Jakarta, Senin, Kolonel Adam menyampaikan rencana latihan yang kemungkinan bakal melibatkan 43 kapal perang dan lima kapal selam dari dua negara, termasuk KRI R. E Martadinata, yang merupakan bagian dari Satuan Kapal Eskorta Koarmada II.

Tidak hanya itu, TNI AL juga bakal mempersiapkan 43 prajurit dari Korps Marinir TNI AL dan tujuh prajurit dari pasukan elite TNI AL Komando Pasukan Katak (Kopaska).

Dalam paparan yang sama, dia juga menjelaskan Satuan Tugas Rimpac, yang rutin dikirim oleh TNI AL tiap dua tahun sekali ke Hawaii, merupakan wujud eratnya hubungan dan kerja sama antara TNI Angkatan Laut dan militer Amerika Serikat, utamanya Komando Pertahanan Gabungan AS di Indo-Pasifik (USINDOPACOM).

Dia melanjutkan latihan bersama itu pun bertujuan meningkatkan kemampuan profesionalisme personel TNI AL dalam melaksanakan operasi dan latihan bersama berskala internasional, meningkatkan kemampuan operasi laut jarak jauh dan penyiapan dukungan logistik tempur, serta meningkatkan kemampuan TNI AL dalam mendukung kebijakan pemerintah guna mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Dalam rapat yang sama, Pangkoarmada II menginstruksikan jajaran prajuritnya yang terlibat dalam latihan itu untuk mempersiapkan diri maupun alutsista yang akan digunakan dengan baik. Laksda Ariantyo juga meminta mereka memanfaatkan kesempatan itu sebagai pengalaman dalam penugasan karena itu dapat menambah wawasan untuk menjadi semakin profesional.

Latihan bersama Rimpac tahun ini rencananya juga diikuti oleh Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI. Kepala Bakamla RI Laksamana Madya TNI Irvansyah menyampaikan rencana keikutsertaan Bakamla di Rimpac 2024 saat dia bertemu Wakil Komandan Coast Guard Amerika Serikat (USGC) Laksamana Steven D. Poulin di Washington D. C., Amerika Serikat, 9 Maret 2024.

 ⚓️ 
antara  

Senin, 22 April 2024

PAL Aerospace Unveiled P-6 Multi-Mission Maritime Patrol Aircraft

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZ6VF5Ihjo87STOUUvHGVOPsAbaRslOAdPN7XmgUlnHHL6ZYlCc-lBd_LJQCVOEsI8Uhh4necFIVB7r4xmZT616V-yTCdcwXaZFtWkwXm6nqqzBV65r8f58PAKeTzuiQkVdAYLLV1H5W8p01JkVa_nbgFHSNWaBzuzH-bD37T295r99Lr3KMbuOp6kpcdf/s1024/IDEX23-PAL-Aerospace-P6_02.jpgP6 MPA (PAL Aerospace) 🛩At IDEX 2023 PAL Aerospace unveiled its P-6 multi-mission maritime patrol aircraft, based on the Canadian Bombardier Global 6500 business jet. With the increasing interest in balancing maritime domain surveillance and anti-submarine warfare against the proliferation of combat underwater platforms, Middle East countries are looking to new aerial platforms as the legacy Boeing P-8A Poseidon is nearing the end of its production cycle.

“It is time to address the next-gen MPA gap,” Keith Stoodley, Chief Executive Officer PAL Aerospace Services Aircraft Maintenance LLC, told EDR On-Line, referring to the debutante P-6 MPA solution. “The P-6 MPA brings next-gen technology, and regional expertise to the table, providing nations with a highly adaptable and advanced blue-water maritime patrol solution. Our strategic partnerships with industry leaders and the synergy of our P-4 and P-6 platforms demonstrate our commitment to delivering exceptional products and services that are tailored to the evolving needs of maritime domain surveillance and anti-submarine warfare.” As part of the global PAL Group of companies, PAL Aerospace Services Aircraft Maintenance is an Emirati-owned company based in Abu Dhabi that will support the ‘Centre of Excellence’ in the UAE for Special Mission Aircraft in-service support, integration, modification, manufacturing, and training.

The new Bombardier Global 6500-based P-6 multi-mission MPA is based on the experience accumulated by PAL Aerospace with special missions configured platforms mainly devoted to maritime duties. The P-6 MPA concept is designed to be highly adaptable to customers’ requirements, featuring an architecture that can readily integrate with an array of systems and sensors from multiple vendors. The Bombardier platform is expected to be equipped with a next generation mission system software integrated by PAL Aerospace, according to company documentation.

PAL and Thales signed a strategic agreement for the development of a new mission management system software on 30 March 2022 during the Defence Services Asia Exhibition & Conference at Kuala Lumpur, Malaysia. “Together we are ready to co-develop the next generation of mission systems that will innovate how multi-mission MPAs save lives, defend territorial waters, and build maritime domain awareness,” said Stoodley at the time of signing.

The agreement between PAL Aerospace and Thales leverages decades of diverse special mission solutions to co-develop mission-ready capabilities. Targeted capabilities include machine learning, computer vision, optionally/remotely piloted aircraft systems support, underwater warfare defence and integration of space-based data into a complete mission lifecycle for dissemination in a common operating picture. According to the joint statement, the development of these capabilities will be based cooperatively at PAL Aerospace and Thales facilities, supporting industry, economic growth, and high-skilled jobs in Canada, UAE, and France.

https://www.edrmagazine.eu/wp-content/uploads/2023/03/IDEX23-PAL-Aerospace-P6_03.jpgP6 MPA (PAL Aerospace) 🛩
The P-6 MPA main cabin layout includes five operator workstations, although the aircraft can accommodate between three and eight of those. The fact that the mission management system and workstations arrangement were inspired by those developed for the company’s UAE Q400-based P-4 MPA will considerably ease training issues and crew flexibility. The two platforms are seen as complementary products. The P-4 MPA has been conceived as a littoral ASW aircraft whereas the P-6 MPA is designed as a blue-ocean ASW asset.

Videos and slides presented during IDEX showed a Global 6500 platform equipped with an underbelly extended and large gondola capable to accommodate a flexible bay for air droppable payloads, including weapon systems and SAR kits, alongside sensors and communications antennas. The forward area of the gondola was shown hosting a surface surveillance radar as well as self-protection sensors followed by a multi-purpose bay, while the mid and rear sections hosted an Electro-Optical/Infrared (EO/IR) retractable turret, communications, Electronic Support Measures and communication intelligence (COMINT) antennas, and the remaining self-protection sensors and equipment.

According to the released video, the maritime patrol mission sensors suite will include a latest generation surface surveillance radar, fitted with an AESA (Active Electronically Scanned Antenna)-equipped antenna, and an EO/IR turret alongside ESM , Automatic Identification System (AIS), in addition to an extendable rotary sonobuoys launcher , alongside a magnetic anomaly detector (MAD) system. The aircraft will also be equipped with a defensive aid subsystem including radar and infrared warning receivers, two Directional Infrared Countermeasures (DIRCM) turrets to provide 360° coverage and chaff/flare dispensers. The communications suite includes V/UHF, Link 16 data link, Leo OneWeb satellite communication (SATCOM), L-band Iridium SATCOM and MIMO Mesh IP Line-of Sight (LoS) data link, which antennas are positioned above and underneath the fuselage. A SATCOM antenna (SES/Iridium GX) is also installed on top of the stern vertical rudder. According to available rendering each wing is fitted with two underwing stations that in the image are armed respectively with a guided bomb on the inner pylon and an MBDA Sea Venom/ANL antiship missile on the outer one. In the video the P-6 MPA underbelly flexible bay was shown capable to accommodate up to four lightweight torpedoes.

According to the video, the P-6 MPA will have an unarmed range of 1,200 km with a time on station at this distance of 4 hours. Thanks to these capabilities the platform can patrol a vast area of the Indian Ocean, including the Horn of Africa waters, alternatively spending many hours armed with torpedoes and anti-ship missiles in the Persian/Arabian Gulf and Northern Arabian Sea.

Although company representatives did not explicitly refer to customer requirements in the Middle East region, a number of local air forces are reported to be looking to enhance their MPA/ASW and maritime ISR capabilities. It is known that the legacy P-8A was offered to Saudi Arabia, and other GCC nations have similar surface and underwater requirements. Moreover, with the company having a foot in the UAE and the other in Canada, PAL Aerospace is following closely the Canadian Department of National Defence process to replace its fleet of CP-140 Auroras through the Canadian Multi-Mission Aircraft (CMMA) programme.

 Video from Youtube : 


  EDR Magazine  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...